Sempatkan Mundur agar Kita Maju

(Kertas pengantar bedah buku Jakob Sumardjo “Sunda: Pola Rasionalitas Budaya”) Oleh: Herry Dim DI tengah keramaian berlangsungnya aksi #saveXpalaguna dan di antara sejumlah karya seni yang hadir, muncul lah tiga sosok dengan kepala dalam kotak berhimpit, mereka berjalan mundur sambil menyanyikan “Indonesia Raya” dan “Hallo-hallo Bandung.” Hadirin yang memadati jl Asia-Afrika di sekitaran depan eks Palaguna pun terperangah, sebagian besar mendekat sambil bertanya-tanya: apa kiranya maksud dari “kegilaan” tiga anak muda ini? Tentu tak semua faham dengan ekspresi tiga anak muda dari Invalid Urban ini, apalagi ketika mengikuti pesan teksnya “Berjalan Mundur, Strategi Menghadapi Kemajuan.” Apakah mereka anti-kemajuan? Tapi kiranya, sesiapa pun yang hadir bisa ikut merasakan (emfati atau feeling into ) bahwa kepala di dalam kotak itu pengap, panas, minim ruang bernafas, maka begitu sulit untuk bisa menyanyikan lagu "Indonesia Raya" atau pun "Hallo-hallo Bandung....